Laman

Wednesday, 15 September 2010

Formalin masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan pernafasan

Kalbe.co.id - Penggunaan formalin sebagai bahan pengawet makanan, anti bakteri ataupun campuran pada berbagai produk rumah tangga, tampaknya menjadi sumber pencemaran yang dapat masuk ke dalam tubuh manusia. Pencemaran tersebut dapat dengan mudah masuk melalui mulut dan pernafasan.

Menurut dr. Bambang, Wakil Dekan I Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, sehari-hari kita menghirup formalin dari lingkungan sekitar. Polusi yang dihasilkan oleh asap knalpot dan pabrik, mengandung formalin yang mau tidak mau kita hirup, kemudian masuk ke dalam tubuh, begitupula dengan asap rokok, tandasnya. Bahkan air hujan yang jatuh ke bumi pun sebetulnya mengandung formalin. Begitu juga yang masuk melalui mulut, berbagai makanan disinyalir mengandung bahan formalin, tahu, mie basah, ikan sampai jajanan seperti empek-empek, dan bandeng presto pun mengandung bahan beracun.

Di dalam tubuh, jika terakumulasi dalam jumlah besar, formalin merupakan bahan beracun yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Jika kandungan dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia pada semua zat di dalam sel, sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang menyebabkan keracunan pada tubuh. Gejala yang terjadi adalah iritasi lambung dan kulit, muntah, diare serta alergi sampai menyebabkan kanker, karena sifat karsinogeniknya.
Khusus untuk sifat karsinogenik, Bambang menjelaskan formalin termasuk karsinogenik golongan IIA. Golongan I adalah yang sudah pasti menyebabkan kanker, berdasarkan uji lengkap, sedangkan golongan IIA baru taraf diduga, karena data hasil uji pada manusia masih kurang lengkap.

Masih menurut Bambang, dalam jumlah sedikit, formalin akan larut dalam air, serta akan dibuang ke luar bersama cairan tubuh. Itu sebabnya formalin sulit dideteksi keberadaannya di dalam darah. Tetapi Bambang mengingatkan imunitas tubuh sangat berperan dalam berdampak tidaknya formalin di dalam tubuh, jika imunitas tubuh rendah, sangat mungkin formalin dengan kadar yang rendah pun bisa berdampak buruk terhadap kesehatan, cetusnya.

Menurut IPCS (International Programme on Chemical Safety) secara umum ambang batas aman di dalam tubuh adalah 1 miligram per liter. IPCS adalah lembaga khusus dari tiga organisasi PBB, yaitu ILO, UNEP serta WHO, yang mengkhususkan pada keselamatan penggunaan bahan kimiawi.

Bahaya terpaparnya formalin jangka pendek dan jangka panjang, adalah:

1. Bila terhirup

Akut:
• Iritasi pada hidung dan tenggorokan, gangguan pernafasan, rasa terbakar pada hidung dan tenggorokan serta batuk-batuk.
• Kesrusakan jaringan dan luka pada saluran pernafasan seperti radang paru, pembengkaka paru.
• Tanda-tanda lainnya meliputi bersin, radang tekak, radang tenggorokan, sakit dada yang berlebihan, lelah, jantung berdebar, sakit kepala, mual dan muntah.
• Pada konsentrasi yang tinggi dapat menyebabkan kematian.

Kronik:
• Menimbulkan sakit kepala, gangguan sakit kepala, gangguan pernafasan, batuk-batuk, radang selaput lendir, mual, mengantuk, luka pada ginjal dan sensitisasi pada paru.
• Efek neuropsikologis meliputi gangguan tidur, cepat marah, keseimbangan trganggu, kehilangan konsentrsi dan daya ingat berkurang.
• Gangguan haid dan kemandulan pada perempuan.
• Kanker hidung, rongga hidung, mulut, tenggorokan, paru dan otak.

2. Bila terkena kulit

Akut:
• Menimbulkan perubahan warna, yakni kulit menjadi merah, mengeras, mati rasa dan ada rasa terbakar.

Kronik:
• Terasa panas, mati rasa, gatal dan memerah, kerusakan pada jari tangan, pengerasan kulit dan kepekaan pada kulit, dan radang kulit yang menyebabkan gelembung.

3. Bila terkena mata

Akut:
• Menimulkan iritasi mata sehingga mata memerah, terasa sakit, gatal dan penglihatan kabur serta mengeluarkan air mata.

Kronik:
• Radang selaput lendir.

4. Bila tertelan:

Akut:
• Mulut, tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit menelan, mual, muntah dan diare, kemungkinan terjadi perdarahan, sakit perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi, kejang dan koma.
• Kerusakan pada hati, jantung, otak, limpa, pankreas, SSP dan ginjal.

Kronik:
• Iritasi pada saluran pencernaan, muntah-muntah dan kepala pusing, penurunan suhu tubuh dan rasa gatal di dada.

Jenis makanan yang aman dikonsumsi

Sejauh ini yang tampaknya aman dikonsumsi adalah tempe, telur ayam dan susu segar, serta lalapan. Tempe aman karena ragi tempe tidak akan tumbuh jika kedele diawetkan dengan formalin. Untuk telur, masih ada kerabang yang menjadi proteksi masuknya formalin, jika telur direndam formalin, amat mudah mendeteksi dengan tangan. Jika tangan kita yang berkeringat terasa kasat, atau keriput setelah memegang telur maka kemungkinan besar telur ayam tersebut direndam formalin.
Susu jelas tidak mungkin diimbuhi formalin. Jika formalin dicampurkan ke dalamnya, maka sebagian susu akan rusak dan terfragmentasi.

Bahan pengawet makanan pengganti formalin

Untuk bahan pengawet makanan pengganti formalin, menurut sumber berita dari Suara Merdeka CyberNews, September 2004, salah satunya adalah menggunakan chitosan.
Penambahan formalin pada ikan asin kering dimaksudkan untuk mencegah tumbuhnya kapang, alternatif lain untuk mencegah kapang tersebut, dilakukan pelapisan ikan atau cumi kering tadi dengan chitosan dari limbah udang. Teknologi pelapisan ini diindustri pangan lebih dikenal dengan nama edible coating.
Chitosan ini dicoba diterapkan pada ikan teri kering. Hasilnya teri kering yang dapat bertahan sampai dua minggu, dengan menggunakan edible coating dari limbah udang tadi bisa mempertahankan daya simpannya sampai empat minggu atau satu bulan.
Selain itu senyawa benzoat juga dapat digunakan sebagai pengawet tahu pengganti formalin. Paijan, 53 tahun, pemilik tahu dari kecamatan Cipondoh Tangerang, mengatakan dirinya saat ini mulai menggunakan benzoat untuk menggantikan fungsi formalin. Sementara kepala BPOM Sampurno mengatakan, senyawa benzoat dapat digunakan untuk pengawet makanan tertentu tetapi penggunaannya harus berdasarkan takaran yang tepat, sumber berita dari Antara.co.id, 2 Januari 2006

No comments:

Post a Comment